Friday, October 31, 2008

Sukses dalam Belajar

1. Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan dalam Belajar

1.1. Lingkungan Sekitar

  • Orang Tua
  • Guru
  • Teman

Walaupun tentu saja kecerdasan anak sendiri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam belajar, namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar.

Tentu saja peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan anak atau murid-muridnya, tetapi pertanyaannya adalah bagaimana mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru.

Dan satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pergaulan dengan teman seperti dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson dengan baik, “Saya membayar kepala sekolah tetapi anak-anak sekolah lah yang mendidik anak laki-laki saya”.

1.2. Sarana Belajar

  • Tersedianya Buku yang Berkualitas
  • Suasana Tempat Belajar
  • Alat Bantu: Komputer dan Koneksi Internet

Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam perkembangan belajar anak terutama dalam pengembangan minat membaca anak-anak.

Satu hal yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat dimanfaatkan dalam perkembangan belajar anak.

1.3. Cara Belajar

  • Belajar Sedikit Demi Sedikit
  • Membaca Cepat “Speed Reading”

Satu ungkapan terkenal dari Bill Gates, pendiri Microsoft adalah “You do it bit by bit”. Dia mengungkapkan itu untuk menjelaskan proses pembuatan program komputer. Pembuatan program adalah proses yang memakan waktu yang panjang yang tidak bisa dilakukan seketika yang memerlukan energi besar dan pikiran yang mendalam untuk menyelesaikannya. Ungkapan itu bisa juga diterapkan dalam proses belajar. Pada umumnya murid-murid masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.

Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.

2. BOCSoft eQuestion

2.1. Mengapa Memerlukan Teknologi dalam Pendidikan?

  • Mantan sekretaris pendidikan negara Amerika, Rod Paige mengatakan, “Pendidikan adalah sektor industri yang masih memperdebatkan kegunaan teknologi”.
  • Bill Gates, pendiri Microsoft mengatakan dalam bukunya, The Road Ahead: “Saya selalu peduli tentang pendidikan, tetapi sekarang saya seorang ayah sehingga saya memberikan pemikiran yang lebih mendalam. Saya melihat dari pengalaman pribadi bagaimana pembelajaran akan meningkat jika alat-alat yang tepat ada di tangan dan bagaimana sulitnya itu ketika alat yang baik dan informasi tidak tersedia. Potensi manusia terbuang ketika siswa-siswi di mana saja – terutama sekali anak-anak, yang secara alamiah mencintai komputer dan interaksi – tidak mempunyai akses ke teknologi informasi yang menjadi barang biasa dalam dunia bisnis yang berpikir ke depan.”
  • Susan Brooks – Young menulis dalam bukunya, Digital-Age Literacy for Teachers: Applying Technology Standards to Everyday Practice: “Hari ini guru-guru harus mendapatkan kenyataan bahwa menyelesaikan tugas-tugas dengan metode tradisional masih bisa berjalan, tetapi ini akan membuat siswa-siswi menjadi dingin. Kenapa? Karena di luar kelas siswa-siswi mempunyai akses ke teknologi yang dapat membuat mereka dapat mengerjakan tugas-tugas yang sama yang lebih masuk akal bagi mereka. Daripada memegang cara lama bagaimana dahulu guru-guru belajar, guru-guru seharusnya memanfaatkan teknologi di dunia nyata dan paling tidak, mencerminkan, kalau tidak memimpin, penggunaan teknologi di kelas.”

2.2. Apa itu BOCSoft eQuestion?

  • BOCSoft eQuestion adalah aplikasi manajemen pengetahuan yang dibuat dengan Microsoft® Office oleh BOCSoft sebagai mitra terdaftar Microsoft.
  • BOCSoft eQuestion alat untuk mengumpulkan, meringkas, merangkai ilmu pengetahuan yang metode pembelajarannya melalui gabungan beberapa cara, yaitu:
    • Membaca
    • Mendengar
    • Melihat
    • Melatih
    • Mengulang

    Dengan fitur yang ada seperti membuat dokumen, menghubungkan file suara atau video, kumpulan soal-soal, berlatih dengan kumpulan tes maka BOCSoft eQuestion telah mempertimbangkan semua aspek bagian tubuh yang perlu digunakan pada saat belajar seperti mata, telinga, tangan dan pikiran.

  • Filosofi BOCSoft eQuestion adalah AIM – CURIOSITY – SPEED.
    • Bidik apa yang ingin diketahui.
    • Tumbuh kembangkan keingintahuan.
    • Dapatkan pengetahuan dengan cepat.

    Dalam dunia yang penuh perubahan dan luasnya ilmu pengetahuan maka kita dituntut untuk memilih bidang apa yang perlu kita pelajari, bagaimana kita bisa mempelajari bidang tersebut dengan cepat dan mendalam. Hampir tidak mungkin satu orang bisa menguasai hampir segala bidang. Membidik apa yang ingin diketahui, mengembangkan keingintahuan dan mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cepat adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh siswa dalam menuntut ilmu secara berkesinambungan.
    Belajar langsung dari pertanyaan-pertanyaan juga adalah salah satu teknik membaca dan belajar cepat yang dapat diterapkan untuk kesuksesan dalam belajar. Dengan tersedianya pembahasan-pembahasan maka pembelajaran akan langsung menuju ke sasaran. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan baik juga dapat meningkatkan keingintahuan dari pembelajar. Keingintahuan yang besar dari pembelajar akan meningkatkan kesuksesan dalam belajar.

2.3. Mengapa Memerlukan BOCSoft eQuestion?

  • Mempercepat belajar
  • Mempercepat pengajaran
  • Menghemat biaya dan waktu
  • Umpan balik yang cepat.

BOCSoft eQuestion dapat mempercepat belajar dengan adanya fasilitas untuk membuat soal, dokumen, bacaan, menghubungkan file video, latihan tes dan umpan balik dari hasil tes secara cepat. Dengan bervariasinya jenis pembelajaran maka belajar bisa menjadi sesuatu hal yang menyenangkan dilakukan.

BOCSoft eQuestion juga mempercepat pengajaran bila pengajar telah menyiapkan bahan-bahan yang menarik dan bermutu. Hanya dengan membagikan satu database yang mungkin bisa digunakan untuk satu tahun secara terus menerus dan kemudahan dalam perubahannya maka hal ini akan mempercepat pengajaran karena tidak lagi diharuskan membuat dari awal lagi. Tidak perlu lagi guru harus menulis di depan papan tulis yang pada akhirnya menghabiskan waktu yang berharga yang seharusnya diisi dengan tanya jawab atau berdiskusi.

Karena pembelajaran dapat dilakukan secara elektronik maka proses belajar dan mengajar akan menghemat penggunaan kertas, walaupun dalam aplikasi tersedia fasilitas untuk mencetak. Tidak perlu lagi mengumpulkan koleksi soal dalam bentuk kertas yang akan memenuhi rak lemari. Satu database bisa menyimpan maksimal 290.344 pertanyaan dengan besar maksimum 2 GB (gigabyte). Jika satu keping DVD berkapasitas 4 GB maka dalam satu DVD bisa menyimpan 580.688 soal-soal. Jika satu kertas bisa menampung kurang lebih 7 soal maka akan diperlukan 82.955 lembar. Jika kertas berukuran F4 (21,5 cm x 33 cm) beratnya 80 gram/m2 maka beratnya akan kurang lebih sama dengan 555,8 kg atau sama dengan 55 kuintal kertas lebih. Berapa lemari yang harus disiapkan untuk menyimpan kertas-kertas tersebut?

2.4. Bagaimana BOCSoft eQuestion Dapat Diterapkan dalam Pendidikan?

  • Pembuat
  • Pemakai
  • Pembuat dan Pemakai

BOCSoft eQuestion akan berguna jika ada konten atau isinya yang disusun oleh pembuat, penyusun, atau pengarang. Karena tanpa mereka tidak akan tersedia kumpulan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh pemakai atau pembelajar. Hal ini sendiri akan menyediakan kesempatan bagi penyedia isinya untuk membuat kumpulan ilmu pengetahuan yang dapat dijual atau mungkin digunakan sebagai sarana berbagi ilmu pengetahuan. Yang termasuk dalam pembuat ini bukan hanya guru, pengarang atau profesional tetapi bisa juga orang tua yang memang ingin terlibat aktif dalam pendidikan anak-anaknya.

Bagi mereka yang hanya bisa memakainya maka mereka bisa membeli kumpulan pengetahuan tersebut dari pengarang, guru-guru atau guru les.

Ada satu golongan yang dapat dianggap sebagai pembuat dan pemakai yaitu pembelajar mandiri yang meringkas materi-materi pelajarannya dan pada saat yang sama ingin mendapatkan umpan balik proses belajarnya dengan membuat kumpulan tes bagi dirinya sendiri. Orang-orang seperti ini mungkin orang yang telah duduk minimal di bangku sekolah SMA atau universitas.

2.5. Di Mana BOCSoft eQuestion Dapat Digunakan?

  • Di rumah
  • Di sekolah
  • Di perusahaan

BOCSoft eQuestion dapat digunakan di rumah untuk belajar anak-anak yang bahan-bahannya telah disiapkan oleh orang tuanya sendiri, guru sekolah atau dengan membelinya dari sumber lain.

Di sekolah, BOCSoft eQuestion dapat digunakan di laboratorium komputer di mana siswa-siswi dapat belajar dari bahan-bahan yang disiapkan oleh guru-gurunya atau dari sumber lain. Bila yang digunakan hanyalah fasilitas testing maka dengan menggunakan BOCSoft Reader yang diberikan secara gratis dan dapat diinstal tanpa batas di seluruh komputer yang ada di sekolah maka cara pembelajaran ini menjadi lebih hemat dan lebih menarik bagi siswa-siswi.

Seperti halnya di sekolah, di perusahaan pun dapat menerapkan hal yang sama. Hanya mungkin di departemen sumber daya manusia lah BOCSoft eQuestion dapat digunakan untuk pengetesan tentang suatu hal atau pengetahuan tentang produk baru perusahaan.

2.6. Untuk Siapa BOCSoft eQuestion?

  • Siswa
  • Orang tua
  • Guru pembimbing
  • Guru di sekolah
  • Pengarang buku
  • Departemen Sumber Daya Manusia pada sebuah perusahaan

Kesimpulannya secara singkat adalah bahwa BOCSoft eQuestion dapat digunakan oleh siswa sebagai pemakai. Orang tua, guru pembimbing, guru sekolah, pengarang buku dan departemen SDM di perusahaan sebagai penyedia isinya.

2.7. Perbedaan BOCSoft eQuestion

  • Kesederhanaan dalam pemakaian
  • Mempunyai beberapa versi dengan harga yang terjangkau
  • Dukungan

BOCSoft eQuestion mudah digunakan oleh siapa saja yang telah terbiasa menggunakan komputer bahkan oleh anak-anak SD kelas satu untuk proses belajarnya. Harganya pun terjangkau dari mulai yang gratis seperti BOCSoft eQuestion versi Standard dan BOCSoft Reader.

Bila terjadi kesalahan program (error) BOCSoft mendukung perbaikan-perbaikannya yang akan disediakan dalam situs web.

3. Kebutuhan Sistem

  • Komputer Intel® Pentium® III atau setara dengan minimal RAM 128 MB.
  • Microsoft® Windows® 2000 + SP3 (direkomendasikan Microsoft® Windows® XP).
  • Microsoft® Access atau Microsoft® Office 2002/2003/2007.
    Jika tidak memiliki Microsoft® Access atau Microsoft® Office bisa menggunakan Microsoft® Access Runtime.

4. Informasi

5. Referensi

  • Mimpi Anak Jadi Naga oleh Joseph Landri, Gramedia Pustaka Utama.
  • Why Bright Kids Get Poor Grade oleh DR. Sylvia Rimm, PT. Grasindo.
  • The Road Ahead oleh Bill Gates, A Penguin Book.
  • Digital-Age Literacy for Teachers: Applying Technology Standards to Everyday Practice, Susan Brooks-Young, ISTE.
  • http://www.iste.org/ (International Society for Technology in Education).

Sumber :http://www.bocsoft.net/Indonesia/info/sukses_dalam_belajar.htm#Faktor

Download versi .PDF (.ZIP)

Harvard Vs Princeton

LANGGANAN universitas terbaik di AS, Princeton University, tahun ini harus rela digeser Harvard Univeristy. Menurut majalah US News & World Report, Harvard untuk pertama kalinya sejak 1996 berhasil menduduki peringkat tertinggi dalam kategori universitas negeri terbaik itu.
Harvard unggul tipis dari Princeton dalam hasil survei reputasi yang dikirimkan majalah tersebut ke para pengelola universitas di seluruh AS itu. Survei reputasi itu sendiri hanya merupakan 25% dari variabel total penilaian untuk menentukan peringkat dalam survei tersebut. Variabel-variabel sisanya didasarkan pada data kwantitatif yang menilai kinerja sebuah perguruan tinggi dalam hal-hal seperti tingkat kelulusan dan drop out, sumberdaya fakultas, dan sumberdaya finansial.(ddt)
25 Universitas Terbaik di AS
Peringkat Nama Lokasi
1 Harvard University Cambridge, Massachusetts
2 Princeton University Princeton, New Jersey
3 Yale University New Haven, Connecticut
4 Massachusetts Institute of Technology Cambridge, Massachusetts
5 Stanford University Stanford, California
6 University of Pennsylvania, Philadelphia, Philadelphia
7 California Institute of Technology, Pasadena, California
8 Columbia University New York, New York
9 Duke University Durham, Connecticut
10 University of Chicago, Chicago, Illinois
11 Dartmouth College Hanover, New Hampshire
12 Northwestern University Evanston, Illinois
13 Washington University St. Louis, Missouri
14 Cornell University Ithaca, New York
15 Johns Hopkins University Baltimore, Maryland
16 Brown University Providence, Rhode Island
17 Rice University Houston, Texas
18 Emory University Atlanta, Georgia
19 University of Notre Dame Notre Dame, Indiana
20 Vanderbilt University Nashville, Tennessee
21 University of California at Berkeley Berkeley, California
22 Carnegie Mellon University Pittsburgh, Philadelphia
23 Georgetown University Washington DC
24 University of Virginia Charlottesville, Virginia
25 University of California at Los Angeles Los Angeles.

http://mdopost.com/news

Thursday, October 30, 2008

Prospek Investasi Energi Alternatif

Oleh Ali Mubarak, Penulis adalah anggota Komisi VII FKB DPR-RI

Masalah energi alternatif kini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Krisis bahan bakar minyak (BBM) telah menggugah masyarakat Indonesia untuk tidak bergantung pada energi minyak bumi. Karena negeri ini memiliki berbagai energi alternatif yang cukup banyak.

Untuk gas alam, misalnya, Indonesia memiliki cadangan potensial sebesar 170-180 triliun kaki kubik (TCF). Jumlah itu diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan energi nasional hingga 60 tahun ke depan.

Indonesia bahkan kaya batu bara dengan cadangan sekitar 50 miliar ton (3 persen dari potensi dunia). Cadangan itu diperkirakan bisa digunakan hingga 150 tahun mendatang. Cadangan sumber energi itu jauh lebih besar, ketimbang minyak bumi yang diperkirakan habis sekitar 15 tahun lagi, bila tidak ada eksplorasi baru.

Indonesia memiliki cadangan minyak bumi sekitar 9,7 miliar barel, dari jumlah itu 4,7 miliar barel merupakan cadangan terbukti. Produksi minyak mentah dan kondensat saat ini sekitar 1,075 juta barel per hari, turun dari 1,374 barel per hari.

Ada banyak alasan mengapa penggunaan BBM alternatif menjadi penting. Pertama, menurut data Pertamina, kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri kini mencapai 1,15 juta barel per hari. Sementara itu, kemampuan produksi Indonesia hanya 950.000 barel per hari. Dengan kondisi itu, tak heran jika ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM terus meningkat.

Kedua, makin menurunnya investasi pencarian, karena cadangan minyak bumi kian menipis dan diperkirakan habis dalam waktu 10 tahun ke depan. Ketiga, harga minyak dunia terus melambung mencapai 60-70 dolar per barel.

Untuk mengatasi hal itu, diperlukan sebuah cara berpikir yang rasional dan inovatif untuk mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Di antaranya, pemanfaatan biodiesel dan bioetanol ke arah komersialisasi.

Berdasarkan pola pengembangan energi nasional, pemerintah sebenarnya sudah merencanakan penggunaan bioetanol dan biodiesel sekitar 2 persen dari jumlah bahan bakar nasional pada tahun 2010. Jumlah itu meningkat menjadi 5 persen pada 2025. Sekarang masalahnya adalah bagaimana mempopulerkan bahan bakar biofuel itu.

Di beberapa negara lain, untuk mendukung pemakaian biodiesel dan bioetanol, pemerintahnya mengeluarkan kebijakan pemberian insentif. Pemerintah Austria dan Australia mengeluarkan kebijakan kemudahan untuk membangun pabrik biofuel, sehingga pengusaha pun tertarik untuk membangun industri bahan bakar alternatif.

Bahkan di Swedia, harga bioetanol BE-85 (85 persen etanol dan 15 persen bensin) dipatok lebih murah 25 persen ketimbang bahan bakar konvensional.

Indonesia sendiri bisa belajar dari Brazil yang secara serius mengembangkan teknologi bahan bakar biofuel. Bahkan pabrik mobil pun sangat antusias untuk mengembangkan teknologi pendukungnya. Contohnya, Toyota mulai mengalihkan perhatiannya pada pasar mobil berbahan bakar bensin gasohol untuk Brazil.

Dalam pengembangan biofuel, Indonesia memang tertinggal dari negara-negara lain, seperti Brazil, AS, atau Thailand. Padahal, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati kedua terbesar di dunia, sejatinya peluang pengembangan biofuel terbuka lebar.

Itu kontras dengan apa yang terjadi di Brazil. Dengan kapasitas produksi bioetanol mencapai 14,7 miliar liter pada 2005, kini negeri Samba itu merupakan produsen bioetanol terbesar di dunia. Angka produksi sebesar itu diperoleh dari penanaman tebu di lahan seluas 5,5 juta hektare dan akan meningkat sekitar dua kali lipat pada 2015.

Sementara di AS, hampir 90 persen bioetanol yang dihasilkan dari jagung dan gandum itu telah digunakan sebagai bahan bakar. Bahkan, sejak tiga tahun lalu, AS memproduksi mobil Flexi Fuel Vehicle menggunakan bahan bakar gasohol atau etanol saja.

Tak kalah gencar, di Thailand kini ada 800 stasiun pengisian BBM yang menyediakan pencampuran biodiesel dan bioetanol. Pemerintah Thailand menargetkan sampai akhir 2006 mampu mencapai kapasitas produksi 1 miliar liter per tahun.

Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan energi alternatif, tentu masyarakat akan menanggapinya secara positif, apalagi bila harganya murah dan terjangkau. Selain itu kalangan pengusaha pun tentu akan melihat hal itu sebagai ceruk pasar yang potensial.

Artinya, industri biodiesel dan biofuel bisa menjadi tumpuan industri dalam negeri. Alasannya, Indonesia menguasai bahan baku biodiesel yakni crude palm oil (CPO) sebesar 11 juta ton. Potensi itu menjadikan Indonesia sebagai power house pengembangan energi alternatif.

Lahirnya Inpres No 1/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar, bisa menjadi peluang bagi para investor. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi senilai 1 miliar dolar Amerika di industri terkait pada tahun 2007. Target investasi sebesar 1 miliar dolar Amerika, baru proyeksi nilai pengembangan energi alternatif dalam jangka pendek.

Ke depannya, pemerintah akan membuka kesempatan yang lebih besar untuk investasi di sektor hulu. Sejak 2004 hingga semester pertama tahun ini, investasi biodiesel di Indonesia mencapai nilai 600 juta dolar Amerika.

Untuk mendorong investasi di sektor itu, pemerintah harus memberikan insentif yang menarik. Jika investasi di sektor energi alternatif berkembang baik, maka dapat mendorong ketersediaan energi di pasaran. Sehingga masyarakat tidak khawatir akan terjadi kelangkaan. Hal itu mendorong masyarakat untuk beralih dari energi fosial kepada energi alternatif. Persoalan lain adalah harga energi alternatif harus kompetitif. Sekarang ini, harga minyak mencapai titik tertinggi. Lantas harga minyak pada posisi berapa sehingga harga energi alternatif bisa kompetitif?

Bagaimana jika harga minyak mencapai titik yang rendah? Misalnya, harga minyak mencapai posisi 24 dolar per barel sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, akankah harga dan investasi energi alternatif menjadi efisien?

Tantangan itu jelas harus dipecahkan secara komprehensif, agar program pemerintah tidak lagi berjalan secara parsial. (telah dimuat di suara karya, 11/05/07, IC)

Prospek Kerja Perawat Di Luar Negeri

Inggris butuh 10.000, Jepang butuh 20.000, negara-negara Timur Tengah juga butuh ribuan, bahkan Amerika bisa mencapai angka ratusan ribu. Total dunia membutuhkan 2 juta per tahun untuk kebutuhan yang satu ini. Wah, butuh apa nih? Ternyata, butuh tenaga perawat! (Pikiran Rakyat, 2006).

Beberapa tahun terakhir ini, pengiriman tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri, khususnya perawat, menjadi perbincangan yang cukup hangat di berbagai kalangan. Di tengah semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik dari tahun ke tahun, tentu merupakan hal yang melegakan bahwa perawat dari Indonesia dilaporkan berpeluang bekerja di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Benua Eropa (Inggris, Belanda, Norwegia), Timur Tengah (Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait) dan kawasan Asia Tenggara (Singapura, Malaysia). Jumlah permintaan berkisar antara 30 orang sampai dengan tidak terbatas (BPPSDMK, 2007).

Kekurangan perawat di dalam negeri merupakan alasan utama negara-negara tersebut untuk menerima tenaga dari luar negeri. Di AS, misalnya, pada 2005 mengalami kekurangan 150.000 perawat, pada 2010 jumlah tersebut menjadi 275.000, pada 2015 sejumlah 507.000, dan pada 2020 menjadi 808.000 perawat. Namun demikian, kekurangan tersebut tersebut menyebabkan mereka lebih berfokus pada bagaimana menghasilkan perawat yang lebih banyak, bukan untuk mencetak perawat yang berpendidikan lebih baik (Bartels JE, 2005).

Di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM Kesehatan) melaporkan bahwa jumlah terbesar Tenaga Kesehatan Profesional Indonesia (TKPI) yang telah bekerja di luar negeri mulai 1989 sampai dengan 2003 adalah perawat (97.48% dari total sebanyak 2494 orang). Meskipun jumlah perawat yang bekerja di luar negeri menempati prosentase terbesar dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, masih terdapat beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian dan ditanggulangi mulai dari saat ini.

Dari beberapa laporan diketahui bahwa kendala utama yang dihadapi oleh para perawat Indonesia adalah kemampuan berbahasa Inggris dan ketrampilan yang masih kurang. Berkenaan dengan ketrampilan perawat Indonesia yang masih kurang, terlihat dari segi skoring NLEX (National License Examination) yang masih rendah. Ujian NLEX sendiri merupakan prasyarat perawat Indonesia untuk dapat bekerja di luar negeri. Sebagai gambaran, skor yang diperoleh perawat Indonesia adalah angka 40. Padahal skoring yang dibutuhkan untuk bekerja di Eropa antara 50 sampai 70 dan di AS antara 70 sampai 80 (Pusdiknakes, 2007).

Dua hal tersebut tampaknya perlu untuk segera ditanggulangi selain faktor-faktor lain yang belum teridentifikasi dalam tulisan ini. Beranjak dari hal inilah sebenarnya lembaga pendidikan keperawatan di Indonesia dapat mulai ikut berperan aktif dalam merumuskan strategi yang tepat dalam mendidik calon perawat. Laporan tentang pengalaman perawat yang berkerja di luar negeri perlu disampaikan dalam tulisan ini agar kita dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh. Sampai saat ini penulis belum menemukan laporan penelitian yang terkait dengan pengalaman perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri. Di lain pihak, kebanyakan laporan penelitian di negara lain terkait topik tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dilaporkan bahwa alasan yang mendorong seorang perawat untuk bekerja di luar negeri antara lain gaji yang lebih tinggi, prospek karir dan pendidikan yang lebih menjanjikan (Buchan, J. & Calman, L, 2007).

Pada review penelitian oleh Magnusdottir (2005), penelitian Yi & Jezewski (2000) tentang penyesuaian diri 12 Perawat Korea yang bekerja di rumah sakit di AS melaporkan bahwa pada 2-3 tahun pertama mereka bekerja ditandai dengan usaha mengurangi stress psikologis, mengatasi kendala bahasa, dan menyesuaikan diri dengan praktek keperawatan di USA. Kemudian pada 5 - 10 tahun kemudian ditandai dengan belajar mengadopsi strategi penyelesaian masalah menurut budaya AS dan memelihara hubungan interpersonal. Mereka yang berhasil dalam proses tersebut dilaporkan merasa puas. Kendala-kendala di atas merupakan tantangan bagi perawat Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya dalam upaya memenangkan persaingan di tingkat global.

Prospek kerja Kimia Analisis

Untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja lulusan Program D3 Kimia Analisis sampai tahun 2010, IPB telah melakukan penyebaran kuesioner terhadap 78 industri dan 24 balai penelitian yang terletak di wilayah OKI Jakarta dan Jawa Barat. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga lulusan D3 Kimia Analis rata-rata sebanyak 4 orang per perusahaan/lembaga. Pada umumnya alasan yang diberikan adalah untuk pengembangan perusahaan/lembaga dibutuhkan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan tinggi dan dapat bekerja mandiri. Setiap tahun kurang lebih ada 12 lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan swasta untuk sekitar 30 orang lulusan dan sekitar 6 orang mendapat tawaran kerja saat melakukan Praktik Kerja Lapangan.

Data Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja D3 Kimia Analisis sampai Tahun 2010

Tahun

Jumlah Perusahaan Kimia/ Lembaga

Kebutuhan tenaga D3 Kimia Analis

2002

1170

4680

2004

1270

5080

2006

1370

5480

2008

1470

5880

2010

1570

6280


Data diolah dari berbagai sumber

Kebutuhan akan tenaga kerja Kimia Analisis terus meningkat seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, sehingga dunia usaha baik pemerintah maupun swasta makin membutuhkan keahlian tersebut di Indonesia.

Gambaran tersebut menunjukkan baik pemerintah maupun masyarakat / swasta perlu menambah daya tampung Perguruan Tinggi khususnya pada bidang Kimia Analisis program diploma sebagai dasar dari IPTEK sehingga jumlah kelulusannya sesuai dengan kebutuhan pasar industri (link and match).

http://unisys.uii.ac.id

Permintaan SDM di Pasar Kerja Dalam Negeri Tak Tumbuh hingga 2010

ni kabar yang kurang menggembirakan. Permintaan terhadap tenaga kerja di pasar dalam negeri, setidaknya hingga 2010 belum akan menunjukkan peningkatan yang berarti. Pertumbuhan ekonomi belum mampu menyerap SDM yang jumlahnya sangat besar.

Hal tersebut bukan rumor yang sengaja dihembuskan untuk menakuti-nakuti atau membuat pesimis. Melainkan, peringatan serius yang harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait, yakin bisnis, dunia pendidikan dan pemerintah.

Demikian disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan SDM Depnakertrans Tigor Sinaga dalam Indonesia Career Conference 2007 di Hotel Aryadutta, Jakarta, Rabu (13/5/07). Togor menyampaikan makalah dari Menteri Erman Suparno yang berhalangan hadir, berjudul "Market Need on Human Resource in 2007 - 2010".

Dalam kesempatan tersebut Tigor menegaskan, bahwa departemen tenaga kerja bukanlah institusi yang menciptakan lapangan kerja.

"Depnakertrans tidak mampu menciptakan lapangan kerja, kami hanya menyalurkan tenaga kerja dan melindunginya," tandas dia.

Diungkapkan, saat ini di Indonesia ada sekitar 95,2 orang yang bekerja dan dari angka tersebut sebagian besar menggeluti sektor pertanian dan jasa. Sedangkan sektor industri hanya dimasuki oleh 12,5 juta orang.

"Kesempatan kerja belum akan tumbuh secara signifikan, jadi diperlukan upaya dari semua pihak," ujar Tigor seraya menambahkan dengan menyebut outsourcing sebagai alternatif untuk menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri.

Depnakertrans sendiri, kata Tigor, senantiasa berusaha meningkatkan kualitas SDM yang ada antara lain dengan membangun kompetensi baik individu, sosial maupun profesi. "Kita menerapkan strategi dari hulu ke hilir," sambung dia.

Dijelaskan, strategi hulu diarahkan pada usaha menjembatani antara dunia pendidikan dan dunia bisnis serta meningkatkan populasi pendidikan kejuruan. Ditambah satu lagi, apa yang disebut dengan kebijakan "3 in 1" yakni pelatihan, sertifikasi dan penempatan.

Sedangkan, strategi hilir mencoba menyediakan lapangan kerja, menggalakan gerakan nasional menganggulangi pengangguran dan membangun koordinasi yang kuat dengan instasi lain yang terkait.

Indonesia Career Conference 2007 merupakan perhelatan yang diselenggarakan oleh Binus Career Universitas Bina Nusantara, dan dihadiri baik kalangan bisnis maupun pendidikan dari seluruh Indonesia. Acara berlangsung hingga Kamis (14/5/07).

www. portalhr.com

Bidang Keahlian Teknik

  • Sistem Manufaktur
Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.
  • Manajemen Industri
Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
  • Sistem Industri dan Tekno Ekonomi
Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data.
Sumber www.wikipedia.com

Teknik Industri

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada jaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia (www.ui.edu), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/

Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.

Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.

Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.

Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.

Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.


Sumber www.wikipedia.com

Monday, October 27, 2008

Universitas Padjajaran

www.unpad.ac.id

Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Jawa Barat yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan.

Setelah melalui serangkaian proses, maka pada tanggal 11 September 1957 Universitas Padjadjaran secara resmi didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.

Pada awal berdirinya, Unpad hanya mempunyai 4 (empat) fakultas. Saat ini Unpad telah berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia dengan 15 fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Program pendidikan yang ditawarkan terdiri atas 9 Bidang Ilmu Doktor dan 18 Program Studi Magister, 42 Program Studi Strata I (S1), 4 Program Studi Profesi, 26 Program Studi Spesialis,1 Program Diploma (D-4), dan 27 Program Studi Diploma (D-3).
Terdapat Program Pascasarjana Nonreguler, yaitu Doktor (S3) 4 Bidang Ilmu dan Magister (S2) 11 Program Studi yang dikelola oleh masing-masing fakultas dan program kerja sama antar lembaga (Unpad dengan instansi lain)

Dari 15 Program S1, empat di antaranya merupakan fakultas baru, yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Fakultas Teknologi Industri Pertanian dikembangkan pada tahun akademik 2005/2006. Fakultas baru, yaitu Fakultas Farmasi baru saja dikembangkan dari Jurusan Farmasi pada tahun akademik 2006/2007 berdasarkan atas semakin pentingnya pengembangan ilmu farmasi dan atas semakin tingginya permintaan masyarakat terhadap ahli-ahli farmasi.

Institut Teknologi Bandung (ITB)

www.itb.ac.id

Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.

Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indinesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.

Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa diantaranya antara lain:

Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya.

Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and Development University. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains.

Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya.

Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan.

Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya.

Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara.

Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul dterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi.


Universitas Pendidikan Indonesia

www.upi.ac.id

Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian penting dalam mengisi kemerdekaan. Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Gedung utama UPI bermula dari puing sebuah villa yang bernama Villa Isola, merupakan gedung bekas peninggalan masa sebelum Perang Dunia II. (Pada masa perjuangan melawan penjajah, gedung ini pernah dijadikan markas para pejuang kemerdekaan). Puing puing itu dibangun kembali dan kemudian menjelma menjadi sebuah gedung bernama Bumi Siliwangi yang megah dengan gaya arsitekturnya yang asli.

Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat gemblengan pendidikan guru pada tingkat universitas, sebagai realisasi Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang pendirian PTPG/Perguruan Tinggi Pendidikan Guru).

Pada mulanya PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang membawahi beberapa jurusan dan atau balai, yakni:
# Ilmu Pendidikan
# Ilmu Pendidikan Jasmani;
# Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
# Bahasa dan Kesusastraan Inggris;
# Sejarah Budaya;
# Pasti Alam;
# Ekonomi dan Hukum Negara; dan
# Balai Penelitian Pendidikan.

Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam universitas, maka seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada tanggal 25 November 1958 PTPG diintegrasikan menjadi fakultas utama Universitas Padjadjaran dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Untuk memantapkan sistem pengadaan tenaga guru dan tenaga kependidikan, berbagai kursus yang ada pada waktu itu, yaitu pendidikan guru B I dan B II, diintegrasikan ke dalam FKIP melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 1961. Selanjutnya FKIP berkembang menjadi FKIP A dan FKIP B. Pada saat yang sama, berdiri pula Institut Pendidikan Guru (IPG), yang mengakibatkan adanya dualisme dalam lembaga pendidikan guru. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, pada tanggal 1 Mei 1963 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai satu satunya lembaga pendidikan guru tingkat universitas. FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung).

IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Ilmu Teknik. Kebutuhan akan tenaga guru kian mendesak, demikian pula tumbuhnya hasrat untuk meningkatkan dan memeratakan kemampuan para guru. Hal ini mendorong IKIP Bandung membuka ekstension, antara tahun 1967 1970 IKIP Bandung membuka ekstension di hampir seluruh kabupaten di Jawa Barat.

Peranan IKIP Bandung di tingkat nasional semakin menonjol, setelah pemerintah menetapkan bahwa IKIP Bandung menjadi IKIP Pembina yang diserahi tugas membina beberapa IKIP di luar Pulau Jawa, yaitu IKIP Bandung Cabang Banda Aceh, Palembang, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Sesuai dengan kebijaksanaan Departemen P dan K, pada awal tahun 1970 an, secara bertahap ekstension tersebut ditutup dan cabang cabang IKIP di daerah menjadi fakultas di lingkungan universitas di daerah masing masing.

Untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, pada tahun 1970 IKIP Bandung membuka program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga Pendidikan Pos Doktoral (LPPD) PPS yang mengelola Program S2 dan S3. Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca Sarjana dan tahun 1991 menjadi Program Pascasarjana (PPS).

Penataan program pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah dengan menerapkan multiprogram dan multistrata, ditindaklanjuti IKIP Bandung dengan membuka Program Diploma Kependidikan. Untuk meningkatkan kualifikasi guru SD menjadi lulusan D II, tahun ajaran 1990/ 1991, diselenggarakan Program D II Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selain diselenggarakan di Kampus Bumi Siliwangi program ini juga diselenggarakan di Unit Pelaksana Program (UPP) pada beberapa sekolah eks SPG yang diintregarasikan ke IKIP. Guna meningkatkan kualifikasi Guru Taman Kanak-kanak atau play group pada tahun 1996/1997 IKIP Bandung membuka Program D II PGTK.

Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tinggi yang memberikan perluasan mandat bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang harus mampu mengikuti tuntutan perubahan serta mengantisipasi segala kemungkinan dimasa datang , IKIP Bandung diubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia melalui Keputusan Presiden RI No. 124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999.

Untuk memperluas jangkauan dalam mendukung pembangunan nasional, UPI harus mampu berdiri sendiri dan berkiprah. Kebulatan tekad ini menumbuhkan keyakinan akan kemampuan yang telah dimilikinya. Tekad ini memberi keyakinan kepada pemerintah bahwa UPI telah dapat bediri sendiri dan dapat diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Dengan kepercayaan ini, melalui Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2004. UPI diberi otonomi dan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN)

Pengembangan dan peningkatan UPI tidak saja berorientasi pada bidang akademik, tetapi juga dalam berbagai bidang, termasuk pemantapan konsep dan rencana pembangunannya. Melalui bantuan Islamic Development Bank (IDB) tengah merancang dan menata pembangunan gedung kampus yang megah, modern dan representatif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Bermodalkan kemampuan yang dimiliki Universitas Pendidikan Indonesia bertekad menjadikan lembaga pendidikan ini terdepan dan menjadi Universitas Pelopor dan Unggul (a Leading and Outstanding University).

Universitas Brawijaya

Tahun Berdiri
1963

Lokasi

Jl. Veteran Malang, Jawa Timur, Indonesia
85 KM dari kota Surabaya
Luas Area Kampus

1.813.664 m2

Lambang Universitas Brawijaya

Warna Lambang

Hitam dan Kuning Emas

Rektor

Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito
Alamat Kontak

Telepon +62 0341-551611
Fax +62 0341-565420
Email

webmaster@brawijaya.ac.id

Surat

Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia


Website Resmi Univ. Brawijaya

Studies in High School in Germany

by: Noni Telaumbanua

Almost all high schools and universities in Germany is always associated with the name of the city where the university is located.

All universities and high schools in Germany and have a good quality of the respective strengths and specialization in certain departments.

University of Karlsruhe known as the university (formerly the high school) in the first techniques Germany in Karlsruhe and also the first school daughter (Mädchenschule) was founded in Germany. Departments that are very popular in Kalrsruhe other than to pursue further education S2-S3, spatial Sciences, majoring in Information, Science majors also Assembling Machines (Maschinenbau).

University of Heidelberg with a famous kedokterannya majors. University of Dortmund with the program SPRING well known in the English language, etc..

In general observations from the author, a university in the south of Germany majors have the choice of techniques which are more spatial, social science related to Indonesia's Nias and quite interesting through the EU and EU-Hamburg-Münster, shipping and marine science usually in cities teletak in the river Rhein such as Bremen, Hamburg.

However, essentially all the same quality with a good level of competition to get a seat learning is very high. Zest of students who appear larger in one of the university is usually possible because the number of students from the country more in one of the union, the likelihood of job with high salary, openness and a plurality of foreign migrants to cities, and obtained access is available (either from candidate and students from the university).

All the studies speak German! The period has now begun with several majors who speak English. Advice author is learning a foreign language other than English is much better. When viewed from the side with a background as the people of Nias, the author encourages prospective students from Nias to understand the German language better and know the culture more closely.

All of jurusan information should be read carefully so as not terkecoh wrong interpretation. For example, there are economic departments that we think will be like in Indonesia or in other countries, but that was very different because it is closer to the applied science, pure mathematics.

Registration is always a study in January or October each year. Do not until one of the information, because at some universities, faculty registration techniques exist only in October.

Scholarships are for all prospective students who generally want to further study the level of master's or doctorate. This possibility is always there even is not very easy, but learning from the experience of all students pay for studies that independently, this self-financing is also not impossible. So the key is persistence to study the cost of their own or fight to get a scholarship. One of the senior students (Mrs. Linda Pangaribuan, from Educational, Red.) Said that a successful study and study in Germany is not much money but because of the "otaknya thin," because at least must first learn the German language (such as math formula! A )

Most good as the first step to build a communication with the faculty diincar and establish regular communication with the professor-professors in the various German universities.

Name of the German High School

Sumber:
http://www.daad.de
http://www.ger-net.de/kuehn/fk_uni.htm
http://www.chemlin.de/chemie/uni_deutschland.htm

Universitas Trisakti

Kampus Universitas Trisakti terletak ditengah kota, tepatnya di Grogol sebuah kawasan padat di Jakarta Barat. Secara fisik posisi kampus Universitas Trisakti sangat strategis, karena berada ditengah kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi dan politik nasional. Karena letaknya dipusat Pemerintahan Republik Indonesia, maka Universitas Trisakti diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan motor pembangunan wilayah dan pembangunan ditingkat nasional, tanpa melupakan kontribusi yang nyata bagi pemerintah daerah maupun masyarakat sekitarnya.

Universitas Trisakti adalah universitas swasta yang ber-Wawasan Kebangsaan yang peka anpeduli terhadap perubahan/kejadian yang berakibat pada masyarakat. Hal ini disadari karena sebagai perguruan tinggi ia mempunyai tanggung jawab bagi kelangsungan masa depan bangsa dan negara. Tanggung jawab itu diwujudkan, Universitas Trisakti selalu berupaya menghasilkan lulusan yang berkualitas yang memiliki etika serta moral intelektual yang luhur.

Perjalanan kehidupan selama 38 tahun (berdiri 29 November 1965) dengan corak kemajemukan merupakan dinamika tersendiri yahg dijalani oleh Universitas Trisakti untuk mewujudkan cita-citanya. Tugas mulia yang diemban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pembukaan UUD 1945 senantiasa dijalankan Universitas Trisakti sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia.

Universitas Trisakti terus melakukan upaya-upaya pencerdasan, pemberdayaan, serta pencerahan dalam semangat dialogis dan keterbukaan kepada berbagai pihak yang merupakan stake-holders nya. Bukti nyata dari keberhasilan Universitas Trisakti yang selalu berusaha berkembang di Nusantara ini, dapat dilihat dengan diluluskannya sarjan (S1) sebanyak 701 orang. Jumlah fakultas yang kini dimiliki adalah 9 fakultas dengan 23 program studi dan Program Pascasarjana dengan 8 Program Studi serta dua Program Studi S3, yaitu Ilmu Ekonomi dengan Konsentrasi Ekonimi Bisnis, Manajemen & Organisasi, Manajemen Pembangunan Berkelanjutan dimana untuk tenaga pengajarnya bekerjasama dengan Colorado United University, Amerika Serikat, serta Program studi Teknik Sipil dengan konsentrasi Manajemen Konstruksi dan Teknik Struktur . Sampai saat ini Universitas Trisakti telah menjalin kerjasama secara aktif dengan lebih dari 50 institusi dalam dan luar negeri, yang kesemuanya telah dituangkan dalam perjanjian kerjasam secara formal. Kerjasama tersebut meliputi berbagai kegiatan seperti tukar menukar tenaga pengajar/dosen dan mahasiswa, penyelenggaraan program kembaran (twinning programme) untuk Program Studi S1 dan S2 penyelenggaraan bersama Program Studi S3, penyelenggaraan bersama program penelitian dan pertemuan ilmiah. Serta pengembangan keilmuan tenaga pengajar dengan pengiriman ke studi lanjut.

Populasi mahasiswa sebanyak 27.727 orang. Untuk mengasuh mahasiswa sejumlah itu, Universitas Trisakti memiliki 1.907 tenaga pengajar yang terdiri atas 1.019 orang Dosen Biasa dan 888 orang Dosen Luar Biasa. Dari sejumlah dosen tersebut, sebanyak 68 orang telah memiliki jabatan akademis sebagai Guru Besar.

Untuk melaksanakan proses perkuliahan Universitas Trisakti memiliki kampus : Kampus A, Kampus B, Kampus F, Kampus G dan Kampus Nagrak yang merupakan kampus Universitas Trisakti masa depan seluas kurang lebih 120 Ha terletak di kawasan Gunung Putri, Bogor Jawa Barat saat ini diresposisikan menjadi pelengkap atau penunjang kampus. Konsepsi Kampus Nagrak sebagai supporting kampus utama terus dikembangkan. Dalam merealisasi kegiatan-kegiatan pemanfaatan Kampus Nagrak telah dibentuk Center of Science Technology and Community Development (CSTCD) Usakti di Nagrak agar pengelolaan pemanfaatan Kampus Nagrak dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat terencana dan berdaya guna.

Universitas Trisakti terus menerus mempersiapkan manusia yang tangguh, mandiri dan profesional dirumuskan dalam Visi Universitas Trisakti dan mewujudkan dirinya sebagai :”Universitas Nasional Terkemuka dan Pusat Unggulan di Asia Pasifik dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Bagi Kesejahteraan Umat Manusia dan Kelestarian Lingkungan”.

Sebagai universitas swasta yang berpola pada adative organizational learning model akan terus menerus menyebarluaskan Wawasan Kebangsaan, terus menerus menekan bahwa Universitas Trisakti harus bebas dari diskriminasi etnik, suku dan agama. Kita akan terus berupaya menciptakan masyarakat kampus yang pluralistik, namun mempunyai arti sebagai bangsa Indonesia dengan derap demokrasi dan lingkup kerakyatan yang jelas. Universitas Trisakti berketetapan diri akan terus meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya kualitas akademis tetapi terutama juga karakter/watak anak didik kita. Juga pemahaman dan kepedulian terhadap aspek dan mutu keadilan, dan kerakyatan yang berproses disekitar kita supaya selalu bisa memunculkan social sesitivity yang pantas dan berkenan bagi masyarakat luas.

Berbagai kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi yang dilaksanakan oleh Universitas Trisakti dengan mengikutsertakan masyarakat, menunjukan komitmen Universitas Trisakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai realisasi dari cita-cita Universitas Trisakti utnuk menjadi “Menara Air” dan bukan “Menara Gading” yaitu suatu institusi yang memberikan ilmu kesejukan serta kesegaran bagi masyarakat dan lingkunganya.

Dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dan menyelenggarakan tugas pokok Universitas Trisakti, setiap warga kampus yaitu Dosen, tenaga Non Kependidikan, Mahasiswa wajib menghayati Trikrama. Trikrama adalah suatu pedoman tata nilai yang harus dijunjung tinggi dan dihayati dalam melaksanakan pola pikir, pola sikap, pola tindak sewaktu melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai kedudukan masing-masing, ataupun dalam tata pergaulan kehidupan kampus. Trikrama mengandung tiga Etika Utama : Krama pertama yaitu Taqwa, Tekun dan Terampil; Krama kedua yaitu Asah, Asih, dan Asuh, Krama ketiga yaitu Satria, Setia, dan Sportif.